Bila hari bersih, maka bersih pula akhlaknya
Bila hati bercahaya, maka mulialah cara bicaranya
Bila hati sehat, maka terjagalah ucapan katanya
Bila hati selalu terjaga dalam Nur-Nya, maka baiklah semua jalan-jalan hidupnya.
Hati manusia yang terisi dengan Al-Qur’an seperti gelas yang terisi air. Sejuk hati dan tenang senantiasa. Bila diuji mudah saja kembali kepada Allah. Tautan hatinya berdasarkan kalam Allah. Keyakinannya hanya diletakan kepada Penciptanya.
Walaupun sebesar mana persoalan hidup yang melanda sanggup menghadapi dengan sabar, tabah dan jiwa yang tenang. Dengan ketenangan jiwa seseorang itu dapat menjalani kehidupan dengan teratur. Mengikuti kehendak syariat Islam. Mampu beribadah dengan sempurna. Dan melaksanakan tanggung jawabnya.
Segala tindak-tanduk yang dilakukan mengikutii rentak jiwa. Hal ini pernah disentuh Nabi Muammad SAW : “Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada segumpal daging, jika baik daging itu, baiklah manusia. Jika jahat daging itu makan jahatlah manusia. Ketahuilah itulah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila semangat beramal jadi melemah, semangat untuk maju dalam kebaikan terpadam, malas untuk bekerja, lalai mengingat Allah, sukar menerima kebenaran dan tumpul daya fikir, itu lantaran penyakit hati telah menguasai diri.
Hati yang tidak tenang itu maknannya jiwa sudah dihinggapi penyakit. Bila tidak segera terobati pasti akan membinasakan kepribadian. Lantaran penyakit itu tidak mencerminkan kecuali hanya keburukan saja.
Sifat buruk dan merusak dalam hati manusia menganggu kebahagiaan. Merintangi pribadi dari memperoleh keridhaan Allah. Dan mental cenderung mendorong pribadi melakukan perbuatan buruk dan merusak.
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang denga itu mereka mendengar? Karena sesunggunya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al-hajj: 46).
Seseorang yang menginginkan kebahagiaan dan ketenangan hendaklah sepanjang hidupnnya membersihkan hati dari sifat mazmumah denngan cara menghayati ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan serta meneladani kepribadian Rasulullah secara istiqomah.
Ya Allah jadikanlah hati kami, hati yang basah dengan kalam-Mu yang mulia. Kami ingin merasakan sejuh dan tenang senantiasa ya Allah.